Norak Pencitraan Anies di Turki
Menjelang Pilpres segala cara diupayakan untuk pencitraan serta pamor.
Beberapa hari lalu kunjungan tidak resmi Anies Baswedan ke negara Turki mengambil kesempatan bertemu Presiden Erdogan sesaat sebelum sholat Jumat.
Anies sendiri tidak disambut dengan meriah oleh Presiden Erdogan pada kunjungannya ke Turki.
Seperti diungkap diatas Pertemuan tersebut bersifat informal, di mana Anies Baswedan menunggu kedatangan Erdogan di Masjid karena beliau memiliki jadwal rutin untuk melaksanakan Sholat Jumat bersama sambil menyapa rakyatnya.
Anies tidak disambut melainkan menunggu kesempatan untuk dapat memperkenalkan dirinya kepada Presiden Erdogan.AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA
Harus sadar akan posisi Anies Baswedan sendiri adalah sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak sebanding dengan Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara.
Oleh sebab itu, Anies Baswedan perlu menempatkan diri secara proporsional dan tidak menunjukkan sikap di luar kapasitasnya.
Komentar dari salah satu aktifis 98, Faisal Assegaf menyebut kalau kunjungan itu hanya pencitraan belaka.”Semua rangkaian kunjungan dia (Anies) di Turki itu norak. Kenapa norak? karena dilihat dari video, foto yang beredar itu kan tidak signifikan dengan kebutuhan dalam negeri. Apa yang didapat dari kunjungan itu?” katanya.BANDAR TOGEL TERBESAR | SITUS TOGEL TERBAIK
Ia justru menangkap kesan kunjungan Anies di Turki berkaitan persiapan Pemilihan Presiden 2019. Anies ingin meyakinkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bahwa dirinya bagian dari kelompok Erdogan.
“Pencitraan murahan yang bisa juga dilakukan penyanyi dangdut, mereka menaikkan promosi agar dipehitungan rakyat di dalam negeri,” tambah Faizal.
Kunjungan Anies itu menurut dia, yang jelas tidak ada relevansinya terhadap peningkatan budaya betawi, penataan kota, ataupun infrastruktur dalam rangka mengurai kemacetan.
Anies Baswedan yang melibatkan Presiden Turki dalam agenda pencitraannya untuk menampilkan pemberitaan yang tidak benar kepada netizen seolah-olah dirinya lebih baik dan lebih diterima oleh pemimpin negara dengan mayoritas penduduk muslim dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo.
#Sumber
Beberapa hari lalu kunjungan tidak resmi Anies Baswedan ke negara Turki mengambil kesempatan bertemu Presiden Erdogan sesaat sebelum sholat Jumat.
Anies sendiri tidak disambut dengan meriah oleh Presiden Erdogan pada kunjungannya ke Turki.
Seperti diungkap diatas Pertemuan tersebut bersifat informal, di mana Anies Baswedan menunggu kedatangan Erdogan di Masjid karena beliau memiliki jadwal rutin untuk melaksanakan Sholat Jumat bersama sambil menyapa rakyatnya.
Anies tidak disambut melainkan menunggu kesempatan untuk dapat memperkenalkan dirinya kepada Presiden Erdogan.AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA
Harus sadar akan posisi Anies Baswedan sendiri adalah sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak sebanding dengan Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara.
Oleh sebab itu, Anies Baswedan perlu menempatkan diri secara proporsional dan tidak menunjukkan sikap di luar kapasitasnya.
Komentar dari salah satu aktifis 98, Faisal Assegaf menyebut kalau kunjungan itu hanya pencitraan belaka.”Semua rangkaian kunjungan dia (Anies) di Turki itu norak. Kenapa norak? karena dilihat dari video, foto yang beredar itu kan tidak signifikan dengan kebutuhan dalam negeri. Apa yang didapat dari kunjungan itu?” katanya.BANDAR TOGEL TERBESAR | SITUS TOGEL TERBAIK
Ia justru menangkap kesan kunjungan Anies di Turki berkaitan persiapan Pemilihan Presiden 2019. Anies ingin meyakinkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bahwa dirinya bagian dari kelompok Erdogan.
“Pencitraan murahan yang bisa juga dilakukan penyanyi dangdut, mereka menaikkan promosi agar dipehitungan rakyat di dalam negeri,” tambah Faizal.
Kunjungan Anies itu menurut dia, yang jelas tidak ada relevansinya terhadap peningkatan budaya betawi, penataan kota, ataupun infrastruktur dalam rangka mengurai kemacetan.
Anies Baswedan yang melibatkan Presiden Turki dalam agenda pencitraannya untuk menampilkan pemberitaan yang tidak benar kepada netizen seolah-olah dirinya lebih baik dan lebih diterima oleh pemimpin negara dengan mayoritas penduduk muslim dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo.
#Sumber
Tidak ada komentar