Kisar Miris Seorang Anak Yang DI Hukum Mati Oleh Keluarganya Sendiri


https://fokusberita188.blogspot.com/2017/12/kisar-miris-seorang-anak-yang-di-hukum.html


Saudara perempuannya kemudian datang menemuinya dan remaja itu memberi mereka hadiah kecil untuk mengingatnya. Masing-masing sebungkus permen mint.

Anak laki-laki berusia 18 tahun itu tahu apa yang akan terjadi kemudian. Dia akan dihukum mati. Bukan berdasar putusan pengadilan dan dilakukan oleh otoritas berwenang. Ghani akan dihukum mati oleh ayahnya sendiri.

Kurang dari 24 jam sebelumnya, kekasihnya, anak tetangga berusia 15 tahun bernama Bakhtaja, juga diikat dan disetrum mati oleh keluarganya sendiri.

Dan malam ini, giliran Ghani. Ayahnya selesai makan malam dan masuk kamar anak lelakinya itu. Dengan bantuan pamannya, dia mengikat anaknya ke tempat tidur dengan tali. Satu tangan dan satu kaki juga diikat ke tempat tidur. Ikatan menggunakan kabel listrik yang sudah dilepas dari pelindungnya.

Bakhtaja mengalami 10 menit goncangan listrik yang membakar hidup-hidup dirinya sebelum dia meninggal. Sementara Ghani membutuhkan waktu lebih lama untuk kehilangan nyawa. Tragis, adalah pamannya yang kemudian mencekiknya sampai mati karena Ghani tidak juga meninggal dunia. Sepasang remaja malang itu kemudian dimakamkan di tengah malam.

Di Pakistan, pembunuhan ilegal yang disebut “pembunuhan kehormatan” adalah wabah. Dan perempuan merupakan korban utamanya.

Lebih banyak perempuan Pakistan dibunuh di tangan anggota keluarga dekat karena dinilai memiliki perilaku yang tidak bermoral. Angka pembunuhan kehormatan itu jauh lebih banyak dari kematian warga sipil karena terorisme.

Tetapi, pembunuhan di Ali Brohi Goth mengejutkan Karachi, kota terbesar di negara itu. Kebrutalan semacam itu memang sudah menjadi rahasia umum. Tetapi, umumnya terjadi di daerah pedesaan di mana dewan desa menjalankan sistem peradilan sendiri. Bukan di kota besar.

”Memang ada kantong di Karachi dimana budaya kesukuan tetap dijalankan tapi kami tidak tahu sejauh ini,” kata Mahnaz Rahman, direktur resident Auraf Foundation, sebuah kelompok hak asasi perempuan.

Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan telah melaporkan rata-rata 650 “pembunuhan kehormatan” setiap tahun selama dekade terakhir. Tapi karena kebanyakan tidak dilaporkan, jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

Kasus Ghani dan Bakhtaja adalah salah satu yang dianggap tragis. Keduanya sudah saling mengenal sejak kecil. Bakhtaja tinggal di vila berlantai dua yang baru dibangun. Villa itu menghadap ke tanah berdebu dengan pemandangan rumah keluarga Ghani yang terbuat dari bata.

Bakhtaja menarik perhatian Ghani saat berdiri di balkon. Dan sepertinya keduanya saling jatuh cinta. Menurut sebuah laporan polisi, mengutip paman Bakhtaja, kedua remaja tersebut memiliki hubungan terlarang meski tidak jelas apa yang dimaksudkan dengan terlarang itu. 

Tetapi Ghani juga bukan anak lelaki biasa. Dia memiliki reputasi sebagai pekerja keras dan santun. Ghani punya dua pekerjaan. Sementara, tidak banyak yang tahu mengenai Bakhtaja.

Ghani telah mencoba beberapa kali untuk mendapatkan izin untuk menikahi Bakhtaja, namun ditolak. Akhirnya, pasangan itu melarikan diri, dengan uang tunai dan perhiasan yang telah disembunyikan Bakhtaja. Mereka mencoba melarikan diri dari Ali Brohi Goth, kampungnya yang miskin di Karachi, Pakistan.

Mereka berhasil sampai di Hyderabad, tiga jam di sebelah barat Karachi. Di Hyderabad, ayah Bakhtaja menelepon dan mengatakan bahwa keluarga mereka telah menyetujui pernikahan tersebut dan akan membiarkan mereka kembali dengan selamat.

Tetapi, kenyataannya bukan seperti itu. Ayah Ghani, Muhammad Afzal, datang ke rumah Hikmat Khan, ayah Bakhtaja. Dia berjanji untuk menyerahkan dua anak perempuannya sendiri, seekor sapi, dan PKR 500.000 agar Bakhtaja bisa menikah dengan Ghani. Mereka pun merahasiakan kesepakatan tersebut.

Tapi seorang kerabat yang lebih tua, Sirtaj Khan, berusaha mendapatkan keuntungan dari perjanjian itu. Sirtaj Khan mengumbarnya kepada masyarakat dan bersikeras bahwa pasangan tersebut harus dihukum mati karena mempermalukan keluarga.AGEN CASINO TERBAIK 

https://fokusberita188.blogspot.com/2017/12/komisi-pemberantasan-korupsi-kpk.html


Dan teganya, dua ayah itu setuju dengan Sirtaj Khan. Kata mereka, itu untuk memberi contoh anak-anak yang lain.“Dia adalah orang yang berpikiran jahat," kata seorang penduduk setempat tentang Sirtaj Khan.


Saat ini, dua ayah dan dua paman sudah ditangkap, sedangkan Sirtaj Khan melarikan diri ke Kunar di Afghanistan. Kisah Ghani dan Bakhtaja pun menyebar oleh tetangga, saudara, dan polisi.

Bakhtaja dan Ghani dikuburkan sejauh 10 meter di pemakaman setempat, kuburan mereka digali di antara semak-semak dan ditutup dengan kain merah yang masih belum pudar oleh sinar matahari dan debu.AGEN CASINO TERBAIK 

https://fokusberita188.blogspot.com/2017/12/komisi-pemberantasan-korupsi-kpk.html


Ataullah, seorang penggali kubur, mengatakan bahwa mayat-mayat tersebut hangus terbakar saat mereka diturunkan ke tanah.AGEN BOLA TERPERCAYA

Sepuluh hari setelah pembunuhan tersebut, Karachi dilanda hujan deras yang membanjiri jalanan dengan air berlumpur dan membuat malapetaka di kota. Puluhan orang tersengat listrik. ”Itu adalah hukuman Tuhan karena membunuh pasangan remaja yang tidak bersalah,” kata para ibu setempat.


Tidak ada komentar

Gambar tema oleh jangeltun. Diberdayakan oleh Blogger.